Blog Widiya Petir

Senin, 14 November 2016

Masa Masa Ablasi di Ruang Isolasi


9 mei 2016 saya dijadwalkan menjalani ablasi(bersih2 sisa jaringan sel kanker di daerah bekas pengangkatan benjolan menggunakan I-131)di "Klinik Kedokteran Nuklir Jogjakarta"1 bulan pasca tyroidektomi total saya dibuatkan rujukan intern oleh Dr.Artanto Sp B.untuk mendaftar ablasi di klinik tersebut bersama Dr.Bagaswoto Poejomartono Sp Kn.setelah saya konsultasi dan saya di buatkan jadwal untuk tanggal ablasi yaitu tanggal 9 mei 2016,satu minggu menjelang ablasi saya di beritahukan agar diet rendah yodium untuk mempersiapkan proses ablasi nanti,waktu telah tiba hari senin 9 mei 2016 saya menjalani ablasi dengan dosis 100 mci,dipanggil satu persatu dari 4 pasien yaitu saya,mb arum mb ning dan satu lagi seorang nenek sudah sepuh.menuju ruangan tempat memberikan Nai- 131.dengan seorang dokter memberikan arahan cara2 meminum cairan iodin ke dalam tubuh yaitu dengan cara di sedot menggunakan sedotan kecil dengan dada menjauh dan tangan ke belakang, dokter dengan pakaian tertutup rapat seperti astronot membuka cairan tersebut yang tersimpan di sebuah kotak besi dan berlapis lagi sebuah tempat besi seperti toples kemudian baru cairan berisi iodin 131.di buka menggunakan tongkat khusus ukuran panjang,stelah saya sedot cairan itu kmudian dipersilahkan menempati kamar yang telah disediakan, satu ruangan 4 tempat tidur dipisah menggunakan tembok khusus dan gorden.
Selama di ruang isolasi saya merasakan hal yang sangat menguras energi, badan terasa sangat lemes,pusing,mual,muntah,leher terasa kencang,lidah tidak bisa mengecap rasa suara hilang.seperti itu terus sampai saya seolah tak kan sanggup merasakannya,tetapi Ibu maryani seorang perawat di nuklir selalu memberikan semangat terhadap pasien2nya agar momen yang sedang saya jalani dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berarti sebagai upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada sang Ilahi dan agar kita sebagai manusia bisa ikhlas menjalaninya.
Di ruang kamar isolasi dilengkapi AC,Air mineral,kamar mandi,tv dll dianjurkan untuk banyak minum,mandi keramas agar radiasi yang masuk dalam tubuh cepat luruh karena radiasi akan keluar lewat keringat,air seni,ludah dan tinja,selama di ruang isolasi tidak di perkenankan bertemu dengan keluarga komunikasi di lakukan lewat hand phone.Perawat memantau lewat cc tv,dan komunikasi dilakukan menggunakan microfon.selama di ruang isolasi selain di anjurkan banyak minum juga harus banyak makan buah dan sayur.setiap kali dapet jatah makan harus di habiskan meski lidah tidak bisa menikmati.inilah rasa yang sesungguhnya yang aku alami selama di ruang isolasi banyak hal yang bisa di petik dari peristiwa itu.seperti,lebih fokusnya pikiran dalam memohon kepada sang Illahi agar kuat dan lulus melewati masa2 itu,bertambahnya saudara baru,karna sudah jelas dari 4 orang dalam ruang isolasi memiliki nasib yang sama,sama2 sedang memperjuangkan tyroid cancer,otomatis komunikasi lebih nyambung.

5 hari telah berlalu,saya pun bersiap2 untuk cek out dan mengemasi barang bawaan.sambil menunggu pihak keluarga mengurus administrasi.setelah administrasi beres pasien di panggil dan diijinkan pulang sebelumnya semua pasien telah di ukur sisa radiasi yang masih menempel di tubuh.tapi sudah aman untuk di kembalikan ke tengah tengah keluarga.setelah kembali ke rumah masih jaga jarak sampai 10 hari ke depan untuk berjaga supaya orang terdekat tidak terpapar dengan sisa radiasi yang ada di tubuh saya dan waktu itu saya memilih untuk mengasingkan diri di kos dekat RS,selain supaya jauh dari keluarga yaitu supaya lebih dekat ketika kontrol pertama post ablasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar